Hyundai Stargazer Cartenz 2025: Panduan Lengkap Fitur, Harga, & Review
Temukan ulasan lengkap Hyundai Stargazer Cartenz 2025: fitur unggulan, spesifikasi teknis, kelebihan-kekurangan, harga, dan tips membeli. Baca panduan terperinci sekarang!
Hai, Sobat Otomotif! Saya sangat antusias membahas Hyundai Stargazer Cartenz—MPV kompak terbaru yang bikin heboh di 2025! 🚗 Dengan kombinasi desain elegan, teknologi canggih, dan kenyamanan luar biasa, mobil ini siap jadi favorit keluarga Indonesia. Tahukah kamu? Penjualan MPV kompak meningkat hampir 20% tahun lalu! Info ini bikin kita tambah penasaran, kan? Yuk, selami fitur dan keunggulan Stargazer Cartenz bersama saya!
Saya masih ingat waktu pertama kali lihat siluet Stargazer Cartenz di brosur internal Hyundai, sebelum benar-benar muncul di publik. Rasanya seperti lihat “adik” dari Stargazer Prime, tapi dengan aura yang lebih dewasa dan sporty. Pas peluncurannya diumumkan untuk GIIAS 2025, saya langsung tahu ini bukan sekadar facelift biasa—ini adalah langkah serius Hyundai untuk memperkuat segmen MPV kompak di Indonesia yang makin ramai.
Buat yang belum tahu, Stargazer Cartenz sebenarnya lahir dari kebutuhan akan varian baru yang tampil lebih berkarakter. Nama “Cartenz” sendiri diambil dari puncak tertinggi di Indonesia, dan entah kenapa saya merasa itu cukup mewakili niat Hyundai buat bikin sesuatu yang elevated. Secara segmentasi, model ini duduk di antara Stargazer Style dan Prime, tapi dengan identitas yang lebih kuat. Gaya desain lebih tajam, dan fiturnya banyak yang dibawa dari Prime. Jadi kalau orang tanya ini lebih ke arah mana, saya bilang: ini alternatif buat mereka yang mau fitur lengkap tapi nggak mau harga Prime.
Posisinya di lini Hyundai itu unik. Nggak cuma sebagai tambahan varian, tapi sebagai representasi dari perubahan arah desain dan strategi brand Hyundai di segmen menengah. Kalau diperhatikan, sejak 2023 Hyundai mulai gencar narget pasar keluarga muda urban—yang butuh mobil fungsional tapi juga bisa tampil gaya pas nongkrong di kafe. Di sinilah Cartenz masuk, dan jujur… feedback dari pelanggan pertama cukup bikin saya terkejut.
Beberapa pembeli saya justru adalah mantan pengguna mobil Jepang yang bosan sama desain yang itu-itu aja. Mereka nemu “kesegaran” di Stargazer Cartenz. Bahkan ada satu pelanggan saya—Pak Rudi, mantan pemilik Mobilio RS—yang bilang, “Ini pertama kalinya saya merasa interior mobil under 350 juta bisa se-premium ini.”
Dari sisi capaian pasar? Dalam waktu 2 minggu setelah peluncuran, dealer kami di Pramuka udah SPK lebih dari 12 unit. Itu bukan angka kecil, apalagi kalau dibandingkan dengan unit facelift biasa. Artinya? Market suka. Hyundai sukses bikin “varian tambahan” jadi seolah-olah model baru.
Dan target konsumennya jelas: keluarga muda, first buyer yang baru naik kelas dari LCGC, atau pengguna mobil lama yang ingin upgrade ke MPV modern tanpa harus keluarin lebih dari 400 juta. Jujur, segmen ini sensitif soal harga dan value. Tapi begitu mereka duduk di bangku captain seat baris kedua Cartenz, banyak yang bilang: “Wah, ini sih udah mewah banget buat harga segini.”
Saya pribadi suka cara Hyundai positioning mobil ini. Tidak menjanjikan terlalu banyak, tapi eksekusinya rapi. Dan kalau kamu tanya apakah Stargazer Cartenz akan terus bertahan di lineup? Saya rasa iya—karena demand untuk MPV fungsional tapi tetap stylish seperti ini makin besar tiap tahunnya.
Kalau kita ngomongin pelek, Cartenz dibekali desain baru dual tone 16 inci yang tampil elegan sekaligus sporty. Buat saya, finishing-nya udah jauh lebih matang dibanding varian awal Stargazer. Satu hal yang cukup mencolok: tarikan garis bodinya sekarang lebih dinamis, terutama dari samping. Nggak terlalu membulat kayak versi sebelumnya. Kelihatan kalau Hyundai makin serius dalam ngasih cita rasa desain global ke pasar Indonesia.
Lanjut ke interior. Begitu pintu dibuka, yang langsung terasa adalah aroma kabin baru yang wangi dan... desain dasbor yang clean banget. Warna interiornya lebih gelap, bikin kesan elegan makin dapet. Material dashboard-nya juga cukup solid untuk kelas harga segini—bukan yang empuk sih, tapi jelas bukan plastik murahan. Bahkan beberapa konsumen yang biasa pakai mobil Jepang kaget pas mereka pegang handle pintu bagian dalamnya yang dilapis dengan sentuhan satin.
Layout-nya 7-seater. Tapi jujur, ini bukan 7-seater asal muat. Saya sendiri pernah duduk di baris ketiga waktu jalan bareng tim ke acara Hyundai Gathering, dan… surprisingly nyaman! Apalagi baris keduanya sudah captain seat. Ini fitur yang dulunya cuma saya temuin di mobil 400-500 jutaan. Di Cartenz, ini jadi daya tarik utama. Banyak pelanggan saya bilang, “Kalau ada captain seat, anak-anak jadi nggak rebutan tempat duduk belakang.”
Ada pilihan warna interior dark grey dan beige. Tapi saya lebih suka yang dark grey, soalnya lebih low maintenance kalau anak-anak suka makan di mobil—trust me, saya pernah bantu customer bersihin es krim tumpah di jok beige. Trauma banget!
Kesimpulannya? Desain eksterior Cartenz tuh matang, futuristik tapi nggak berlebihan. Sedangkan interiornya... nyaman, lega, dan berkelas. Cocok banget buat kamu yang pengen tampil beda di jalan tanpa harus keluarin budget mobil Eropa. Buat saya pribadi, Cartenz ini ngebuktiin kalau Hyundai ngerti banget soal tren dan kebutuhan pengguna keluarga muda masa kini. Serius, nggak heran makin banyak orang yang pindah dari brand lama ke Hyundai.
Mesinnya sendiri pakai 1.497 cc 4-silinder DOHC, tenaga maksimalnya 115 PS dengan torsi 143,8 Nm. Kedengarannya standar, tapi kombinasi sama transmisi IVT (Intelligent Variable Transmission) bikin sensasinya smooth dan halus. Saya pernah bawa dari showroom ke arah Antasari pas kondisi macet—nggak ada gejala nyentak sama sekali, bahkan pas akselerasi pelan sambil nyelip di kemacetan. Buat saya pribadi, ini salah satu transmisi CVT terbaik di kelasnya.
Kalau dibandingin sama transmisi manual-nya, jelas yang IVT jauh lebih enak buat harian. Tapi kalau kamu tipe yang masih suka “mainin” putaran mesin atau tinggal di daerah berbukit kayak Bogor atau Bandung, versi manualnya juga cukup mumpuni. Saya sempat bantu customer uji tanjakan di Fatmawati arah Cipete, dan nggak ngedrop sama sekali. Suspensinya juga solid—MacPherson strut di depan, coupled torsion beam axle di belakang—kombinasi yang udah terbukti nyaman sekaligus stabil.
Soal konsumsi BBM, saya udah coba ukur pakai full to full dan MID. Dalam kota, bisa dapet sekitar 12–13 km/liter (tergantung gaya nyetir, ya), dan di tol tembus sampai 17 km/l. Tapi ini realnya ya, bukan klaim brosur. Saya tipe orang yang nggak percaya data pabrikan doang, jadi emang biasa tes sendiri. Ada satu momen saya isi full di SPBU Fatmawati, bawa ke BSD pulang pergi, dan ngitung manual—hasilnya lumayan irit buat MPV 7-seater.
Handling? Di luar dugaan, lho. Karena posisi duduknya agak rendah, mobil terasa lebih planted di jalan. Radius putarnya kecil juga, cuma 5,2 meter, jadi gampang banget buat putar balik di jalan sempit. Saya pernah bantuin salah satu customer coba parkir mundur di jalan padat, dan dia kaget sendiri betapa gampangnya mobil ini dikendalikan. Ditambah kamera mundur dan sensor parkir yang responsif, rasanya kayak bawa hatchback tapi versi gede.
Kalau boleh jujur, saya pernah skeptis sama performa mobil MPV Hyundai sebelum era Stargazer. Tapi sejak bawa Cartenz ini beberapa kali ke lokasi test drive dan customer gathering, saya jadi percaya—Hyundai udah ngerti banget kombinasi performa, kenyamanan, dan efisiensi. Nggak muluk-muluk, tapi fungsional dan bener-bener cocok buat realita jalanan kita yang penuh kejutan.
Cartenz memang dibekali ADAS, meskipun belum selengkap versi Creta Prime, tapi beberapa fitur penting seperti Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) dan Lane Keeping Assist (LKA) udah jadi standar. Jujur, awal-awal pakai LKA agak ganggu, apalagi kalau suka pindah jalur tanpa nyalain sein—mobil langsung “ngerem” atau koreksi setir dikit. Tapi setelah terbiasa, saya malah merasa lebih tenang. Bukan cuma jaga penumpang, tapi juga bantu saya jadi pengemudi yang lebih tertib.
Fitur keselamatan aktif lainnya juga lengkap: ABS, EBD, dan ESC semuanya kerja bareng buat jaga kestabilan. Saya pernah bawa unit ini dalam kondisi hujan di tol TB Simatupang, dan pas agak panic braking karena mobil depan mendadak berhenti, sistemnya ngebantu rem jadi lebih terkontrol. Serius, ini bukan fitur yang hanya ditulis di brosur—saya ngerasain langsung manfaatnya.
Fitur pasif juga nggak main-main. Stargazer Cartenz sudah dilengkapi 6 airbags di varian tertingginya, serta ISOFIX buat kursi anak. Saya sering edukasi customer yang punya bayi atau balita tentang pentingnya fitur ini. “Kalau cuma pakai seatbelt biasa, itu bisa berbahaya buat anak kecil,” kata saya sambil tunjukin posisi duduk ideal dengan car seat. Banyak yang baru ngeh, dan langsung masukin ISOFIX sebagai “wajib punya.”
Nah, soal fitur modern, infotainment-nya juga lengkap banget. Layarnya gede 8 inci, responsif, dan udah support Apple CarPlay dan Android Auto secara wireless. Saya pernah coba sambungin iPhone sambil nunggu pelanggan di showroom, dan tiba-tiba ada notifikasi WhatsApp masuk langsung ke layar—bisa dibaca dan bahkan dibalas pakai Siri. Praktis banget buat yang kerja mobile.
Kamera belakangnya jelas, dan sensor parkir depan-belakang sangat akurat. Bahkan pas saya bantuin ibu-ibu test drive yang belum terbiasa bawa mobil besar, dia bisa parkir paralel cuma dalam satu kali gerakan. “Kameranya enak banget, ya!” katanya. Saya cuma senyum, “Makanya saya bilang, coba dulu baru percaya.”
Buat saya pribadi, Hyundai berhasil bikin Stargazer Cartenz ini bukan cuma aman, tapi juga menyenangkan dipakai. Fitur-fitur yang ditawarkan bukan sekadar ‘pemanis’, tapi beneran berguna di kehidupan sehari-hari. Dan yang paling penting, semua itu hadir tanpa bikin harga mobil ini jadi di luar jangkauan.
Hyundai Stargazer Cartenz saat ini punya varian utama: Style, Prime, dan satu varian spesial yang sering disebut edisi Cartenz itu sendiri—yang tampilannya paling nyentrik. Yang paling banyak diminati di Hyundai Gowa Pramuka itu tipe Cartenz Prime, karena udah lengkap semua: captain seat, ambient lighting, wireless charger, sampai full LED headlamp. Saya sendiri kalau boleh milih buat dipakai harian ya pilih tipe ini. Nggak terlalu mahal, tapi sudah kaya fitur.
Saya pernah bantu satu keluarga muda, Pak Daniel dan Bu Lusi, yang awalnya mau ambil tipe Style. Tapi setelah lihat langsung dan duduk di captain seat baris kedua varian Prime, ekspresi mereka berubah total. "Mas, ini mobil kayak bukan di harga tiga ratusan juta, ya?" katanya. Akhirnya mereka naik ke Prime, dan sampai sekarang masih suka update ke saya via WhatsApp tentang kenyamanan mobilnya. “Anak kami betah banget, Mas, tidur di jalan tol.”
Kalau kamu tipe yang lebih fokus ke fungsi dan irit budget, varian Style juga layak banget. Masih dapat banyak fitur safety kayak ABS, ESC, sensor parkir, dan infotainment layar sentuh yang bisa konek ke HP. Bahkan untuk pemakaian dalam kota, varian ini udah lebih dari cukup. Yang penting, mesin dan sasis semua tetap sama, jadi nggak perlu khawatir soal performa.
Buat saya pribadi, rekomendasi pilihan varian itu selalu saya sesuaikan sama kebutuhan harian calon pembeli. Kalau kamu sering bawa orang tua atau anak kecil dan butuh akses kursi tengah yang mudah, captain seat di Prime itu luar biasa membantu. Kalau kamu cuma pakai buat antar-jemput anak sekolah dan belanja ke mall, Style pun sudah ideal.
Saran saya, kalau kamu lagi proses pilih-pilih, sempatkan duduk langsung di kabin tiap varian. Karena foto di brosur kadang nggak bisa mewakili kenyamanan aslinya. Dan jangan ragu buat test drive semua tipe—karena yang kelihatan sama yang dirasakan itu beda, beneran. Saya udah lihat sendiri berapa banyak yang berubah pilihan setelah nyobain langsung.
Akhir kata, Stargazer Cartenz itu bukan soal mana yang paling mahal atau paling canggih, tapi mana yang paling cocok buat kamu dan keluarga. Dan tugas saya di showroom adalah bantu kamu nemuin itu. ✌️
Untuk varian Style, kamu bisa dapat di kisaran Rp 297 jutaan, jadi beda hampir 30 jutaan dari Prime. Tapi seperti yang saya sering bilang ke calon pembeli, jangan cuma lihat angka di pricelist—lihat juga value yang kamu dapat. Kadang nambah 20-30 juta bisa bikin perbedaan besar dalam kenyamanan dan fitur, apalagi kalau mobil ini dipakai tiap hari selama bertahun-tahun.
Saya pernah bantu customer yang awalnya ngotot cari DP rendah. Tapi setelah saya hitung dan tunjukkan bahwa cicilan selisihnya cuma beda Rp 400 ribuan per bulan antara Style dan Prime, dia langsung bilang, “Ya sudah Mas, sekalian Prime aja. Kalau udah cicilan, beda dikit nggak kerasa.” Nah itu dia. Makanya saya selalu siapin simulasi lengkap biar customer bisa ambil keputusan dengan tenang, bukan tergesa-gesa.
Soal biaya perawatan rutin, Stargazer itu termasuk hemat. Biaya servis berkala di bengkel resmi Hyundai rata-rata hanya Rp 800 ribuan sampai 1 jutaan tiap 10.000 km, dan kalau kamu rajin servis tepat waktu, jarang banget ada keluhan teknis serius. Apalagi Hyundai punya program garansi 3 tahun atau 100.000 km, dan tambahan gratis jasa servis sampai 4 tahun / 60.000 km, tergantung kebijakan promo.
Pajak tahunannya juga masih terjangkau. Untuk varian Style, sekitar Rp 3,5 juta per tahun, sementara Cartenz Prime bisa menyentuh Rp 4,1 juta-an, tergantung NJKB wilayah. Kalau dibandingkan sama mobil-mobil Jepang sekelas, ini masih di angka yang wajar dan nggak terlalu bikin kaget saat STNK jatuh tempo.
Nah, satu hal lagi yang sering luput: nilai jual kembali. Saya nggak akan bilang mobil ini anti-depresiasi, karena semua mobil pasti turun nilai. Tapi Stargazer Cartenz punya daya tahan harga lumayan stabil karena demand-nya tinggi. Saya pernah bantu trade-in unit Style yang baru pakai 10 bulan—harganya masih bertahan di atas 85% dari OTR awal. Ini penting banget kalau kamu tipe pembeli yang suka ganti mobil dalam 2–3 tahun.
Kesimpulannya, Stargazer Cartenz bukan cuma kompetitif dari segi harga beli, tapi juga bersahabat untuk kepemilikan jangka panjang. Yang penting, jangan ragu untuk ngobrol soal skema pembiayaan, promo DP ringan, atau kredit syariah—semua bisa dibantu. Saya percaya, mobil ini bisa jadi partner jangka panjang yang nggak bikin kantong nyesel di kemudian hari.
Kelebihannya paling terasa di fitur dan desain. Dari luar, tampilannya beda sendiri. Banyak yang ngira ini mobil listrik karena DRL-nya yang melintang di depan, khas banget ala Hyundai Ioniq 5. Interiornya juga berkelas. Bahkan, kalau kamu naik ke varian Prime dengan captain seat, ambience-nya udah mirip mobil Rp 450 jutaan. Dan ini bukan cuma pendapat saya aja—beberapa customer yang dulunya pengguna Rush atau BR-V juga mengakuinya.
Fitur keselamatannya juga jadi nilai jual besar. ADAS, ESC, Hill-Start Assist, sensor parkir depan-belakang, sampai kamera belakang dengan panduan garis. Saya udah bantu orang tua yang beli mobil buat anaknya kuliah di Jakarta, dan mereka bilang, “Yang penting aman dan gampang dikendarai.” Stargazer Cartenz punya semuanya. Bahkan, kontrol setir dan visibilitasnya bagus banget buat pemula.
Tapi ya… nggak ada mobil yang sempurna. Saya juga harus jujur ke pembaca.
Salah satu kekurangan yang sering dibahas pelanggan adalah konsumsi bahan bakar yang agak boros kalau dibanding Xenia atau Avanza generasi baru. Di dalam kota yang macet, Stargazer Cartenz bisa turun sampai 11–12 km/liter. Tapi jujur aja, ini bukan irit-irit amat. Solusinya? Gaya nyetir harus lebih smooth, dan sering aktifin mode Eco kalau emang tujuannya penghematan.
Lalu ada juga yang concern soal harga suku cadang. Memang, kalau dibanding brand Jepang, harga parts Hyundai sedikit lebih tinggi. Tapi menurut pengalaman saya, parts Stargazer itu jarang rusak, apalagi kalau rutin servis di bengkel resmi. Jadi secara total cost of ownership, tetap terkontrol. Plus, garansi dan layanan aftersales Hyundai sekarang udah jauh lebih siap—customer saya di Serpong pernah klaim garansi spion, dan prosesnya cepat banget, kurang dari seminggu langsung ganti.
Terakhir, soal brand perception. Masih ada yang mikir Hyundai itu belum sekuat brand Jepang. Tapi jujur, pemikiran ini mulai luntur. Saya lihat sendiri, makin banyak customer repeat order dari Stargazer ke Creta, atau bawa temennya beli juga. Artinya? Stargazer Cartenz berhasil kasih pengalaman positif, dan itu yang paling penting.
Kalau dibanding kompetitor seperti Veloz, Xenia, atau XL7, Cartenz unggul di kenyamanan dan fitur. Tapi ya, konsumsi BBM dan image resale value-nya masih butuh edukasi. Tapi buat saya pribadi, ini mobil yang bisa bikin orang jatuh cinta kalau udah coba sendiri. Dan sebagai orang yang tiap hari bawa mobil ini, saya bisa bilang: Stargazer Cartenz bukan mobil sempurna, tapi dia bikin pengalaman berkendara jauh lebih menyenangkan.
Pertama, lakukan test drive. Kedengarannya klise, ya? Tapi saya sering nemuin orang yang udah semangat SPK, eh pas nyoba ternyata kurang cocok posisi duduknya, atau nggak sreg sama karakter suspensinya. Bahkan ada yang berubah dari Style ke Prime cuma karena ngerasa captain seat-nya bikin anak lebih nyaman. Jadi, bawa keluarga, duduk di semua baris, dan rasain bener-bener. Jangan cuma percaya kata-kata brosur atau omongan sales (termasuk saya 😄).
Kedua, siapkan pertanyaan sebelum ke dealer. Tanyakan soal fitur yang penting buat kamu. Misalnya: "Apakah mobil ini support Apple CarPlay wireless?" atau "Kalau saya sering ke Puncak, mending pilih transmisi manual atau IVT?" Jangan malu bertanya. Sales yang baik pasti terbuka, dan justru suka kalau kamu aktif. Saya pribadi senang kalau bisa bantu kasih masukan yang sesuai kebutuhan, bukan sekadar nutup target.
Ketiga, negosiasi harga itu wajar, tapi tetap realistis. Saya sering dapet pertanyaan kayak, “Mas, bisa kurang sampai 50 juta nggak?” Hehe, kalau diskonnya segitu, saya sendiri mau beli 3 unit buat rental. 😅 Minta diskon boleh, tapi coba fokus juga ke nilai tambah, seperti free aksesoris, asuransi, atau cicilan yang lebih ringan. Saya pernah bantu pelanggan yang dapet penawaran DP ringan dan bunga spesial, dan itu jauh lebih menguntungkan dibanding potongan harga besar tapi cicilan berat.
Keempat, pikirkan soal asuransi dan biaya di luar harga mobil. Banyak yang lupa masukin ini ke perhitungan. Biaya balik nama, plat nomor, asuransi all risk—semua itu bisa nambah jutaan. Saya biasanya bantu simulasi total biaya supaya nggak ada “kejutan” di belakang. Kalau kamu beli kredit, pastikan simulasi mencakup total DP yang dibayarkan di awal (termasuk asuransi dan admin), bukan cuma angka cicilannya doang.
Terakhir, jangan ragu bawa pendamping saat proses beli. Entah itu pasangan, orang tua, atau sahabat yang ngerti mobil. Mereka bisa bantu kasih perspektif yang lebih netral. Saya pernah lihat kasus suami istri beda pendapat soal warna, dan akhirnya setelah saya kasih opsi liat langsung dua unit di showroom, mereka sepakat pilih warna Midnight Black—dan sampai sekarang masih puas.
Intinya, beli mobil bukan cuma soal angka. Ini soal cocok-cocokan, kenyamanan, dan keamanan keluarga. Stargazer Cartenz itu mobil yang layak dipertimbangkan, tapi tetap harus dipilih dengan bijak. Kalau kamu masih bingung atau butuh diskusi, datang aja ke Hyundai Gowa Pramuka. Ngobrol dulu pun nggak apa-apa—yang penting kamu pulang dengan keputusan yang yakin, bukan yang cuma terburu-buru.
Hyundai Stargazer Cartenz 2025 hadir sebagai MPV kompak penuh fitur dan kenyamanan, ideal untuk keluarga modern. Dengan harga bersaing dan teknologi lengkap, ini pilihan cerdas! Jadi, kapan kamu bawa pulang? 😁 Jangan lupa untuk test drive dan cek promo menarik di dealer resmi Hyundai Gowa Pramuka!
Kunjungi dealer Hyundai Gowa Pramuka sekarang
Booking test drive atau konsultasi DP & kredit
Tinggalkan komentar jika mau tahu varian favoritmu!
Hai, Sobat Otomotif! Saya sangat antusias membahas Hyundai Stargazer Cartenz—MPV kompak terbaru yang bikin heboh di 2025! 🚗 Dengan kombinasi desain elegan, teknologi canggih, dan kenyamanan luar biasa, mobil ini siap jadi favorit keluarga Indonesia. Tahukah kamu? Penjualan MPV kompak meningkat hampir 20% tahun lalu! Info ini bikin kita tambah penasaran, kan? Yuk, selami fitur dan keunggulan Stargazer Cartenz bersama saya!
Sekilas Tentang Hyundai Stargazer Cartenz
Buat yang belum tahu, Stargazer Cartenz sebenarnya lahir dari kebutuhan akan varian baru yang tampil lebih berkarakter. Nama “Cartenz” sendiri diambil dari puncak tertinggi di Indonesia, dan entah kenapa saya merasa itu cukup mewakili niat Hyundai buat bikin sesuatu yang elevated. Secara segmentasi, model ini duduk di antara Stargazer Style dan Prime, tapi dengan identitas yang lebih kuat. Gaya desain lebih tajam, dan fiturnya banyak yang dibawa dari Prime. Jadi kalau orang tanya ini lebih ke arah mana, saya bilang: ini alternatif buat mereka yang mau fitur lengkap tapi nggak mau harga Prime.
Posisinya di lini Hyundai itu unik. Nggak cuma sebagai tambahan varian, tapi sebagai representasi dari perubahan arah desain dan strategi brand Hyundai di segmen menengah. Kalau diperhatikan, sejak 2023 Hyundai mulai gencar narget pasar keluarga muda urban—yang butuh mobil fungsional tapi juga bisa tampil gaya pas nongkrong di kafe. Di sinilah Cartenz masuk, dan jujur… feedback dari pelanggan pertama cukup bikin saya terkejut.
Beberapa pembeli saya justru adalah mantan pengguna mobil Jepang yang bosan sama desain yang itu-itu aja. Mereka nemu “kesegaran” di Stargazer Cartenz. Bahkan ada satu pelanggan saya—Pak Rudi, mantan pemilik Mobilio RS—yang bilang, “Ini pertama kalinya saya merasa interior mobil under 350 juta bisa se-premium ini.”
Dari sisi capaian pasar? Dalam waktu 2 minggu setelah peluncuran, dealer kami di Pramuka udah SPK lebih dari 12 unit. Itu bukan angka kecil, apalagi kalau dibandingkan dengan unit facelift biasa. Artinya? Market suka. Hyundai sukses bikin “varian tambahan” jadi seolah-olah model baru.
Dan target konsumennya jelas: keluarga muda, first buyer yang baru naik kelas dari LCGC, atau pengguna mobil lama yang ingin upgrade ke MPV modern tanpa harus keluarin lebih dari 400 juta. Jujur, segmen ini sensitif soal harga dan value. Tapi begitu mereka duduk di bangku captain seat baris kedua Cartenz, banyak yang bilang: “Wah, ini sih udah mewah banget buat harga segini.”
Saya pribadi suka cara Hyundai positioning mobil ini. Tidak menjanjikan terlalu banyak, tapi eksekusinya rapi. Dan kalau kamu tanya apakah Stargazer Cartenz akan terus bertahan di lineup? Saya rasa iya—karena demand untuk MPV fungsional tapi tetap stylish seperti ini makin besar tiap tahunnya.
Desain Eksterior & Interior
Waktu pertama kali saya lihat langsung Hyundai Stargazer Cartenz di showroom, jujur saya sempat ngira ini mobil premium di atas 400 jutaan. Tapi ternyata... nggak! Grille depannya tampil bold banget dengan aksen krom gelap yang tegas tapi nggak norak. Lampu DRL-nya membentang horizontal mirip Ioniq 5—ini yang paling sering bikin orang berhenti pas lewat depan showroom. “Itu Stargazer ya? Keren banget, mirip mobil listrik!” begitu kata salah satu pengunjung, yang akhirnya... SPK juga. 😄
Kalau kita ngomongin pelek, Cartenz dibekali desain baru dual tone 16 inci yang tampil elegan sekaligus sporty. Buat saya, finishing-nya udah jauh lebih matang dibanding varian awal Stargazer. Satu hal yang cukup mencolok: tarikan garis bodinya sekarang lebih dinamis, terutama dari samping. Nggak terlalu membulat kayak versi sebelumnya. Kelihatan kalau Hyundai makin serius dalam ngasih cita rasa desain global ke pasar Indonesia.
Lanjut ke interior. Begitu pintu dibuka, yang langsung terasa adalah aroma kabin baru yang wangi dan... desain dasbor yang clean banget. Warna interiornya lebih gelap, bikin kesan elegan makin dapet. Material dashboard-nya juga cukup solid untuk kelas harga segini—bukan yang empuk sih, tapi jelas bukan plastik murahan. Bahkan beberapa konsumen yang biasa pakai mobil Jepang kaget pas mereka pegang handle pintu bagian dalamnya yang dilapis dengan sentuhan satin.
Layout-nya 7-seater. Tapi jujur, ini bukan 7-seater asal muat. Saya sendiri pernah duduk di baris ketiga waktu jalan bareng tim ke acara Hyundai Gathering, dan… surprisingly nyaman! Apalagi baris keduanya sudah captain seat. Ini fitur yang dulunya cuma saya temuin di mobil 400-500 jutaan. Di Cartenz, ini jadi daya tarik utama. Banyak pelanggan saya bilang, “Kalau ada captain seat, anak-anak jadi nggak rebutan tempat duduk belakang.”
Ada pilihan warna interior dark grey dan beige. Tapi saya lebih suka yang dark grey, soalnya lebih low maintenance kalau anak-anak suka makan di mobil—trust me, saya pernah bantu customer bersihin es krim tumpah di jok beige. Trauma banget!
Kesimpulannya? Desain eksterior Cartenz tuh matang, futuristik tapi nggak berlebihan. Sedangkan interiornya... nyaman, lega, dan berkelas. Cocok banget buat kamu yang pengen tampil beda di jalan tanpa harus keluarin budget mobil Eropa. Buat saya pribadi, Cartenz ini ngebuktiin kalau Hyundai ngerti banget soal tren dan kebutuhan pengguna keluarga muda masa kini. Serius, nggak heran makin banyak orang yang pindah dari brand lama ke Hyundai.
Spesifikasi Teknis & Performa Mesin
Saya masih ingat pertama kali test drive Stargazer Cartenz waktu unit display-nya datang ke Hyundai Gowa Pramuka. Jujur aja, saya nggak terlalu berekspektasi tinggi soal performa—karena ini MPV keluarga, kan? Tapi ternyata, rasanya beda. Enteng banget buat ukuran mobil 7-seater. Mesin 1.5L Smartstream-nya memang sama seperti Stargazer biasa, tapi ada tuning yang bikin tarikan awalnya lebih responsif, apalagi pas di kecepatan rendah-menengah. Cocok banget buat stop and go di jalanan Jakarta.Mesinnya sendiri pakai 1.497 cc 4-silinder DOHC, tenaga maksimalnya 115 PS dengan torsi 143,8 Nm. Kedengarannya standar, tapi kombinasi sama transmisi IVT (Intelligent Variable Transmission) bikin sensasinya smooth dan halus. Saya pernah bawa dari showroom ke arah Antasari pas kondisi macet—nggak ada gejala nyentak sama sekali, bahkan pas akselerasi pelan sambil nyelip di kemacetan. Buat saya pribadi, ini salah satu transmisi CVT terbaik di kelasnya.
Kalau dibandingin sama transmisi manual-nya, jelas yang IVT jauh lebih enak buat harian. Tapi kalau kamu tipe yang masih suka “mainin” putaran mesin atau tinggal di daerah berbukit kayak Bogor atau Bandung, versi manualnya juga cukup mumpuni. Saya sempat bantu customer uji tanjakan di Fatmawati arah Cipete, dan nggak ngedrop sama sekali. Suspensinya juga solid—MacPherson strut di depan, coupled torsion beam axle di belakang—kombinasi yang udah terbukti nyaman sekaligus stabil.
Soal konsumsi BBM, saya udah coba ukur pakai full to full dan MID. Dalam kota, bisa dapet sekitar 12–13 km/liter (tergantung gaya nyetir, ya), dan di tol tembus sampai 17 km/l. Tapi ini realnya ya, bukan klaim brosur. Saya tipe orang yang nggak percaya data pabrikan doang, jadi emang biasa tes sendiri. Ada satu momen saya isi full di SPBU Fatmawati, bawa ke BSD pulang pergi, dan ngitung manual—hasilnya lumayan irit buat MPV 7-seater.
Handling? Di luar dugaan, lho. Karena posisi duduknya agak rendah, mobil terasa lebih planted di jalan. Radius putarnya kecil juga, cuma 5,2 meter, jadi gampang banget buat putar balik di jalan sempit. Saya pernah bantuin salah satu customer coba parkir mundur di jalan padat, dan dia kaget sendiri betapa gampangnya mobil ini dikendalikan. Ditambah kamera mundur dan sensor parkir yang responsif, rasanya kayak bawa hatchback tapi versi gede.
Kalau boleh jujur, saya pernah skeptis sama performa mobil MPV Hyundai sebelum era Stargazer. Tapi sejak bawa Cartenz ini beberapa kali ke lokasi test drive dan customer gathering, saya jadi percaya—Hyundai udah ngerti banget kombinasi performa, kenyamanan, dan efisiensi. Nggak muluk-muluk, tapi fungsional dan bener-bener cocok buat realita jalanan kita yang penuh kejutan.
Fitur Keselamatan & Teknologi
Saya pernah ngalamin satu kejadian waktu nganter unit test drive Stargazer Cartenz ke rumah calon pembeli di daerah Kemang. Di tengah jalan, tiba-tiba ada motor motong dari sisi kiri—dan yang bikin saya terkejut, mobil ini langsung kasih peringatan lewat layar MID dan bunyi peringatan keras. Ternyata itu bagian dari sistem ADAS-nya (Hyundai SmartSense), yang aktif banget dan bikin saya makin yakin, “Oke, fitur keselamatannya bukan gimmick.”Cartenz memang dibekali ADAS, meskipun belum selengkap versi Creta Prime, tapi beberapa fitur penting seperti Forward Collision-Avoidance Assist (FCA) dan Lane Keeping Assist (LKA) udah jadi standar. Jujur, awal-awal pakai LKA agak ganggu, apalagi kalau suka pindah jalur tanpa nyalain sein—mobil langsung “ngerem” atau koreksi setir dikit. Tapi setelah terbiasa, saya malah merasa lebih tenang. Bukan cuma jaga penumpang, tapi juga bantu saya jadi pengemudi yang lebih tertib.
Fitur keselamatan aktif lainnya juga lengkap: ABS, EBD, dan ESC semuanya kerja bareng buat jaga kestabilan. Saya pernah bawa unit ini dalam kondisi hujan di tol TB Simatupang, dan pas agak panic braking karena mobil depan mendadak berhenti, sistemnya ngebantu rem jadi lebih terkontrol. Serius, ini bukan fitur yang hanya ditulis di brosur—saya ngerasain langsung manfaatnya.
Fitur pasif juga nggak main-main. Stargazer Cartenz sudah dilengkapi 6 airbags di varian tertingginya, serta ISOFIX buat kursi anak. Saya sering edukasi customer yang punya bayi atau balita tentang pentingnya fitur ini. “Kalau cuma pakai seatbelt biasa, itu bisa berbahaya buat anak kecil,” kata saya sambil tunjukin posisi duduk ideal dengan car seat. Banyak yang baru ngeh, dan langsung masukin ISOFIX sebagai “wajib punya.”
Nah, soal fitur modern, infotainment-nya juga lengkap banget. Layarnya gede 8 inci, responsif, dan udah support Apple CarPlay dan Android Auto secara wireless. Saya pernah coba sambungin iPhone sambil nunggu pelanggan di showroom, dan tiba-tiba ada notifikasi WhatsApp masuk langsung ke layar—bisa dibaca dan bahkan dibalas pakai Siri. Praktis banget buat yang kerja mobile.
Kamera belakangnya jelas, dan sensor parkir depan-belakang sangat akurat. Bahkan pas saya bantuin ibu-ibu test drive yang belum terbiasa bawa mobil besar, dia bisa parkir paralel cuma dalam satu kali gerakan. “Kameranya enak banget, ya!” katanya. Saya cuma senyum, “Makanya saya bilang, coba dulu baru percaya.”
Buat saya pribadi, Hyundai berhasil bikin Stargazer Cartenz ini bukan cuma aman, tapi juga menyenangkan dipakai. Fitur-fitur yang ditawarkan bukan sekadar ‘pemanis’, tapi beneran berguna di kehidupan sehari-hari. Dan yang paling penting, semua itu hadir tanpa bikin harga mobil ini jadi di luar jangkauan.
Paket Fitur & Varian
Nah, ini bagian yang sering banget bikin orang bingung pas mau beli Stargazer Cartenz: “Varian yang paling pas yang mana ya, Mas?” Saya biasanya jawab, “Tergantung kebutuhan dan gaya hidup.” Karena memang beda-beda banget tiap keluarga. Dan percaya deh, saya udah ngalamin berkali-kali kasus customer yang awalnya mau ambil tipe bawah, eh… naik kelas pas udah duduk di kabin varian atas. Ngiler sama fitur-fiturnya 😄Hyundai Stargazer Cartenz saat ini punya varian utama: Style, Prime, dan satu varian spesial yang sering disebut edisi Cartenz itu sendiri—yang tampilannya paling nyentrik. Yang paling banyak diminati di Hyundai Gowa Pramuka itu tipe Cartenz Prime, karena udah lengkap semua: captain seat, ambient lighting, wireless charger, sampai full LED headlamp. Saya sendiri kalau boleh milih buat dipakai harian ya pilih tipe ini. Nggak terlalu mahal, tapi sudah kaya fitur.
Saya pernah bantu satu keluarga muda, Pak Daniel dan Bu Lusi, yang awalnya mau ambil tipe Style. Tapi setelah lihat langsung dan duduk di captain seat baris kedua varian Prime, ekspresi mereka berubah total. "Mas, ini mobil kayak bukan di harga tiga ratusan juta, ya?" katanya. Akhirnya mereka naik ke Prime, dan sampai sekarang masih suka update ke saya via WhatsApp tentang kenyamanan mobilnya. “Anak kami betah banget, Mas, tidur di jalan tol.”
Kalau kamu tipe yang lebih fokus ke fungsi dan irit budget, varian Style juga layak banget. Masih dapat banyak fitur safety kayak ABS, ESC, sensor parkir, dan infotainment layar sentuh yang bisa konek ke HP. Bahkan untuk pemakaian dalam kota, varian ini udah lebih dari cukup. Yang penting, mesin dan sasis semua tetap sama, jadi nggak perlu khawatir soal performa.
Buat saya pribadi, rekomendasi pilihan varian itu selalu saya sesuaikan sama kebutuhan harian calon pembeli. Kalau kamu sering bawa orang tua atau anak kecil dan butuh akses kursi tengah yang mudah, captain seat di Prime itu luar biasa membantu. Kalau kamu cuma pakai buat antar-jemput anak sekolah dan belanja ke mall, Style pun sudah ideal.
Saran saya, kalau kamu lagi proses pilih-pilih, sempatkan duduk langsung di kabin tiap varian. Karena foto di brosur kadang nggak bisa mewakili kenyamanan aslinya. Dan jangan ragu buat test drive semua tipe—karena yang kelihatan sama yang dirasakan itu beda, beneran. Saya udah lihat sendiri berapa banyak yang berubah pilihan setelah nyobain langsung.
Akhir kata, Stargazer Cartenz itu bukan soal mana yang paling mahal atau paling canggih, tapi mana yang paling cocok buat kamu dan keluarga. Dan tugas saya di showroom adalah bantu kamu nemuin itu. ✌️
Harga & Biaya Kepemilikan
Soal harga, ini topik yang paling sering bikin obrolan jadi serius—kadang sampai bawa kalkulator, buka catatan pengeluaran rumah tangga, bahkan minta izin video call istri. Dan itu wajar banget. Karena beli mobil itu keputusan besar. Di Hyundai Gowa Pramuka, harga Stargazer Cartenz untuk varian Prime saat ini berkisar di Rp 321 juta sampai Rp 330 jutaan OTR Jakarta, tergantung warna dan promo yang sedang berjalan.Untuk varian Style, kamu bisa dapat di kisaran Rp 297 jutaan, jadi beda hampir 30 jutaan dari Prime. Tapi seperti yang saya sering bilang ke calon pembeli, jangan cuma lihat angka di pricelist—lihat juga value yang kamu dapat. Kadang nambah 20-30 juta bisa bikin perbedaan besar dalam kenyamanan dan fitur, apalagi kalau mobil ini dipakai tiap hari selama bertahun-tahun.
Saya pernah bantu customer yang awalnya ngotot cari DP rendah. Tapi setelah saya hitung dan tunjukkan bahwa cicilan selisihnya cuma beda Rp 400 ribuan per bulan antara Style dan Prime, dia langsung bilang, “Ya sudah Mas, sekalian Prime aja. Kalau udah cicilan, beda dikit nggak kerasa.” Nah itu dia. Makanya saya selalu siapin simulasi lengkap biar customer bisa ambil keputusan dengan tenang, bukan tergesa-gesa.
Soal biaya perawatan rutin, Stargazer itu termasuk hemat. Biaya servis berkala di bengkel resmi Hyundai rata-rata hanya Rp 800 ribuan sampai 1 jutaan tiap 10.000 km, dan kalau kamu rajin servis tepat waktu, jarang banget ada keluhan teknis serius. Apalagi Hyundai punya program garansi 3 tahun atau 100.000 km, dan tambahan gratis jasa servis sampai 4 tahun / 60.000 km, tergantung kebijakan promo.
Pajak tahunannya juga masih terjangkau. Untuk varian Style, sekitar Rp 3,5 juta per tahun, sementara Cartenz Prime bisa menyentuh Rp 4,1 juta-an, tergantung NJKB wilayah. Kalau dibandingkan sama mobil-mobil Jepang sekelas, ini masih di angka yang wajar dan nggak terlalu bikin kaget saat STNK jatuh tempo.
Nah, satu hal lagi yang sering luput: nilai jual kembali. Saya nggak akan bilang mobil ini anti-depresiasi, karena semua mobil pasti turun nilai. Tapi Stargazer Cartenz punya daya tahan harga lumayan stabil karena demand-nya tinggi. Saya pernah bantu trade-in unit Style yang baru pakai 10 bulan—harganya masih bertahan di atas 85% dari OTR awal. Ini penting banget kalau kamu tipe pembeli yang suka ganti mobil dalam 2–3 tahun.
Kesimpulannya, Stargazer Cartenz bukan cuma kompetitif dari segi harga beli, tapi juga bersahabat untuk kepemilikan jangka panjang. Yang penting, jangan ragu untuk ngobrol soal skema pembiayaan, promo DP ringan, atau kredit syariah—semua bisa dibantu. Saya percaya, mobil ini bisa jadi partner jangka panjang yang nggak bikin kantong nyesel di kemudian hari.
Kelebihan & Kekurangan Hyundai Stargazer Cartenz
Kalau ditanya apa sih yang paling bikin saya bangga jualan Stargazer Cartenz, jawabannya sederhana: value for money-nya luar biasa. Saya udah bantu banyak customer bandingin langsung dengan kompetitor—Xenia, Veloz, bahkan XL7—dan hampir semuanya bilang, “Wah fitur Stargazer sih gak ada lawan di harga segini.”Kelebihannya paling terasa di fitur dan desain. Dari luar, tampilannya beda sendiri. Banyak yang ngira ini mobil listrik karena DRL-nya yang melintang di depan, khas banget ala Hyundai Ioniq 5. Interiornya juga berkelas. Bahkan, kalau kamu naik ke varian Prime dengan captain seat, ambience-nya udah mirip mobil Rp 450 jutaan. Dan ini bukan cuma pendapat saya aja—beberapa customer yang dulunya pengguna Rush atau BR-V juga mengakuinya.
Fitur keselamatannya juga jadi nilai jual besar. ADAS, ESC, Hill-Start Assist, sensor parkir depan-belakang, sampai kamera belakang dengan panduan garis. Saya udah bantu orang tua yang beli mobil buat anaknya kuliah di Jakarta, dan mereka bilang, “Yang penting aman dan gampang dikendarai.” Stargazer Cartenz punya semuanya. Bahkan, kontrol setir dan visibilitasnya bagus banget buat pemula.
Tapi ya… nggak ada mobil yang sempurna. Saya juga harus jujur ke pembaca.
Salah satu kekurangan yang sering dibahas pelanggan adalah konsumsi bahan bakar yang agak boros kalau dibanding Xenia atau Avanza generasi baru. Di dalam kota yang macet, Stargazer Cartenz bisa turun sampai 11–12 km/liter. Tapi jujur aja, ini bukan irit-irit amat. Solusinya? Gaya nyetir harus lebih smooth, dan sering aktifin mode Eco kalau emang tujuannya penghematan.
Lalu ada juga yang concern soal harga suku cadang. Memang, kalau dibanding brand Jepang, harga parts Hyundai sedikit lebih tinggi. Tapi menurut pengalaman saya, parts Stargazer itu jarang rusak, apalagi kalau rutin servis di bengkel resmi. Jadi secara total cost of ownership, tetap terkontrol. Plus, garansi dan layanan aftersales Hyundai sekarang udah jauh lebih siap—customer saya di Serpong pernah klaim garansi spion, dan prosesnya cepat banget, kurang dari seminggu langsung ganti.
Terakhir, soal brand perception. Masih ada yang mikir Hyundai itu belum sekuat brand Jepang. Tapi jujur, pemikiran ini mulai luntur. Saya lihat sendiri, makin banyak customer repeat order dari Stargazer ke Creta, atau bawa temennya beli juga. Artinya? Stargazer Cartenz berhasil kasih pengalaman positif, dan itu yang paling penting.
Kalau dibanding kompetitor seperti Veloz, Xenia, atau XL7, Cartenz unggul di kenyamanan dan fitur. Tapi ya, konsumsi BBM dan image resale value-nya masih butuh edukasi. Tapi buat saya pribadi, ini mobil yang bisa bikin orang jatuh cinta kalau udah coba sendiri. Dan sebagai orang yang tiap hari bawa mobil ini, saya bisa bilang: Stargazer Cartenz bukan mobil sempurna, tapi dia bikin pengalaman berkendara jauh lebih menyenangkan.
Tips & Trik Sebelum Membeli
Saya selalu bilang ke setiap calon pembeli, “Jangan buru-buru beli mobil hanya karena promo besar atau diskon heboh.” Kenapa? Karena mobil itu bukan beli gorengan—kita pakai bertahun-tahun, dan keputusan hari ini bakal terasa efeknya sampai nanti. Jadi, yuk saya kasih beberapa tips dari pengalaman pribadi saya bantuin ratusan customer beli Hyundai Stargazer Cartenz.Pertama, lakukan test drive. Kedengarannya klise, ya? Tapi saya sering nemuin orang yang udah semangat SPK, eh pas nyoba ternyata kurang cocok posisi duduknya, atau nggak sreg sama karakter suspensinya. Bahkan ada yang berubah dari Style ke Prime cuma karena ngerasa captain seat-nya bikin anak lebih nyaman. Jadi, bawa keluarga, duduk di semua baris, dan rasain bener-bener. Jangan cuma percaya kata-kata brosur atau omongan sales (termasuk saya 😄).
Kedua, siapkan pertanyaan sebelum ke dealer. Tanyakan soal fitur yang penting buat kamu. Misalnya: "Apakah mobil ini support Apple CarPlay wireless?" atau "Kalau saya sering ke Puncak, mending pilih transmisi manual atau IVT?" Jangan malu bertanya. Sales yang baik pasti terbuka, dan justru suka kalau kamu aktif. Saya pribadi senang kalau bisa bantu kasih masukan yang sesuai kebutuhan, bukan sekadar nutup target.
Ketiga, negosiasi harga itu wajar, tapi tetap realistis. Saya sering dapet pertanyaan kayak, “Mas, bisa kurang sampai 50 juta nggak?” Hehe, kalau diskonnya segitu, saya sendiri mau beli 3 unit buat rental. 😅 Minta diskon boleh, tapi coba fokus juga ke nilai tambah, seperti free aksesoris, asuransi, atau cicilan yang lebih ringan. Saya pernah bantu pelanggan yang dapet penawaran DP ringan dan bunga spesial, dan itu jauh lebih menguntungkan dibanding potongan harga besar tapi cicilan berat.
Keempat, pikirkan soal asuransi dan biaya di luar harga mobil. Banyak yang lupa masukin ini ke perhitungan. Biaya balik nama, plat nomor, asuransi all risk—semua itu bisa nambah jutaan. Saya biasanya bantu simulasi total biaya supaya nggak ada “kejutan” di belakang. Kalau kamu beli kredit, pastikan simulasi mencakup total DP yang dibayarkan di awal (termasuk asuransi dan admin), bukan cuma angka cicilannya doang.
Terakhir, jangan ragu bawa pendamping saat proses beli. Entah itu pasangan, orang tua, atau sahabat yang ngerti mobil. Mereka bisa bantu kasih perspektif yang lebih netral. Saya pernah lihat kasus suami istri beda pendapat soal warna, dan akhirnya setelah saya kasih opsi liat langsung dua unit di showroom, mereka sepakat pilih warna Midnight Black—dan sampai sekarang masih puas.
Intinya, beli mobil bukan cuma soal angka. Ini soal cocok-cocokan, kenyamanan, dan keamanan keluarga. Stargazer Cartenz itu mobil yang layak dipertimbangkan, tapi tetap harus dipilih dengan bijak. Kalau kamu masih bingung atau butuh diskusi, datang aja ke Hyundai Gowa Pramuka. Ngobrol dulu pun nggak apa-apa—yang penting kamu pulang dengan keputusan yang yakin, bukan yang cuma terburu-buru.
Hyundai Stargazer Cartenz 2025 hadir sebagai MPV kompak penuh fitur dan kenyamanan, ideal untuk keluarga modern. Dengan harga bersaing dan teknologi lengkap, ini pilihan cerdas! Jadi, kapan kamu bawa pulang? 😁 Jangan lupa untuk test drive dan cek promo menarik di dealer resmi Hyundai Gowa Pramuka!
Kunjungi dealer Hyundai Gowa Pramuka sekarang
Booking test drive atau konsultasi DP & kredit
Tinggalkan komentar jika mau tahu varian favoritmu!